MELIHAT judul diatas rasanya cukup menjengkelkan bagi sebagian orang.
Lho kenapa? Kok bisa?
Ya mungkin mereka berpikir, ‘saya tuh udah rumet ama permasalahan saya, masa mau dicekokin ama judul yang kaya begitu?’. Begitu mungkin kira-kira pikiran mereka atau bahkan kita sendiri? Hehehe
Oke, mungkin kita, kalian atau siapapun tengah ‘galau’ ama masalah keidupannya. Entah itu masalah utang, masalah temen, masalah keluarga, masalah banjir yang nggak reda-reda, dan banyak lagi masalah lainnya. Tapi sebenernya nih, ada permasalahan yang mungkin bener-bener mesti direnungkan ama kalian.
Hah? Masalah apa emangnya?
Hmm, diambil dari suatu kisah Imam Al-Ghozali yang tengah berkumpul ama murid-muridnya. Ditengah perkumpulan itu Imam Al-Ghozali bertanya kepada murid-muridnya,
“Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid-muridnya pun menjawab pertanyaan gurunya secara beragam, ada yang menjawab orang tua, guru, teman, kerabatnya dan lain-lain. Kira-kira kalo pertanyaan itu diajukan kepada kalian, kalian akan menjawab seperti apa? Mungkin sama jawabannya dengan murid imam Al-Ghozali tadi. Namun jawaban mereka itu kurang tepat, karena jawaban yang palin tepat unuk hal yang paling dekat dengan kita adalah ‘kematian’.
Nah tuh paham nggak? Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 185 dijelaskan kalo setiap yang bernyawa itu pasti akan mati. Nah mungkin bisa diartikan saking pastinya setiap yang bernyawa bakalan mati maka bisa dibialng kalo mati adalah hal yang paling dekat ama kita. Wallahu a’lam.
Terus sang Imam bertanya lagi ama muridnya,
“Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”
Nah tuh, apa yang paling jauh dari kita? Mungkin negara Amerika, kutub utara, atau bintang, bulan, matahari? Kalo kalian menjawab itu, sekali lagi itu hal yang benar tapi yang paling tepat menurut Imam Al-Ghazali adalah ‘masa lalu’.
Lho kok masa lalu? Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita mau naek becak ampe naek pesawat yang harga selangitpun, tetap kita nggak bakalan bisa kembali ke masa lalu. So’ dari sini kita mesti paham, mesti sadar kalo kita mesti menjaga hari-hari kita, mengisi hari-hari kita dengan hal-hal yang baik, bermanfaat dan tentunya sesuai ajaran agama, biar nggak menyesal di kemudian hari.
Usai pertanyaan kedua sang Imampun bertanya lagi
“Apa yang paling besar di dunia ini?”
Dari pertanyaan tersebut, murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu memang benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah ‘nafsu’ (ini sesuai dengan surat Al A’Raf : 179).
Memang benar adanya, karena memang saking besarnya banyak manusia yang nggak bisa mengendalikannya. Sebaliknya malah mereka yang dikendalikan ama nafsunya sendiri. Dari sini, kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka. Naudzubillah.
Lanjut dengan pertanyaan keempat, sang imam berkata
“Apa yang paling berat di dunia ini?”
Dari banyaknya murid yang menjawab, ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Namun sang Imam pun menyatakan kalo jawaban mereka benar tapi yang paling benar adalah ‘memegang amanah’ (Al Ahzab 72).
Banyak contoh dijaman sekarang ini, sangat banyak manusia yang menginginkan jabatan penting di suatu lembaga ampe pemerintahan tanpa menyadari begitu berat amanah yang akan dipanggulnya. Karena nggak sadarnya itu, akhirnya mereka malah hancur sendiri karena jabatannya.
Sang Imam bertanya lagi
“Apa yang paling ringan di dunia ini?”
Murid sang Imam ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah ‘meninggalkan shalat’.
Hah? Yang bener ah?
Udah keliatan jelas kok dijaman sekarang, bahkan mungkin dilingkungan kita sendiri. Sekarang ini banyak manusia yang mengaku Islam namun sangat meremehkan shalat, mungkin bagi mereka yang penting mereka baik sehingga yang ada mereka malah meninggalkan shalat tanpa merasa dosa sama sekali. Kalo nggak percaya mungkin situasi seperti ini sering kalian temukan : bangun kesiangan, takut kesiangan sekolah akhirnya ninggalin shalat subuh. Nah tuh ada yang merasa nggak? hehehe
Lantas pertanyaan terakhir dari sang Imam adalah
“Apakah yang paling tajam di dunia ini?”
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, ‘pedang’. Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah ‘Lidah manusia’. Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. Kita juga tau dengan lidah cukup mengeluarkan satu aja hal yang menyakitkan, uuuuuhh entahlah obat apa yang mesti diberikan buwat mengobati perasaannya. Inget kata-kata ini?
Jika pedang melukai tubuh, masih ada harapan sembuh
Tapi, jika lidah melukai hati, entah kemana obat harus dicari.
So’ ati-ati yah ama lidah kita, jaga jangan ampe nyakitin orang.
Nah, balik lagi ama permasalahan hidup yang tengah kita atau kalian hadapi, baik dari utang, keluarga, temen atau apapun, mungkin pikiran kita semrawut ama permasalahan itu. Tapi jangan sampe persoalan hidup yang enam tadi ampe kita lupakan. Karena kalo kita lupakan, wuhh bahaya dunia akhirat dah!.
Oleh karena itu, yuk kita mulai merenungkan nasihat imam Al-Ghazali tadi, insya Allah dengan mengingat enam hal tadi hidup kita akan semakin terarah menuju kepada ridhoNya. Wallahu A’lam